Minggu, 20 Maret 2016

SDI - Konferensi Meja Bundar (Adila Viona - 201423031)

Nama : Adilla Viona
NRP : 2014230131

KONFRENSI MEJA BUNDAR
Dari persetujuan linggarjati dan persetujuan Renville, kita dapat menyimak bahwa belanda menyetujui penyelesaian masalah politik, antara lainseakan-akan bersedia mengakui Republik Indonesia secara de facto dan mengakui kekuasaan republic Indonesia atas pulau jawa, Sumatra dan Madura, tetapi dalam melaksanakan persetujuan-persetujuan itu jelas terlihat bahwa pihak belanda dengan berbagai daya-upaya dan tipu muslihat justru melakukan provokasi sehingga mengakibatkan pertempuran besar maupun kecil diberbagai tempat.
Akhirnya tanggal 28 januari 1949 dewan keamanan menerima suatu resolusi. Isinya menentukan perkembangan selanjutnya masalah Indonesia-belanda, yang berakhir dengan konfrensi meja bundar dan upacara pengakuan dan penyerahan kedaulatan penuh kepada republic Indonesia serikat pada tanggal 27 desember 1949.
Ketika dimulai konfrensi meja bundar, mochammad hatta minta agar sjafruddin prawiranegara berada di daerah Aceh dan bersiap-siap kalua konfresni tidak berhasil dan belanda melancarkan aksi militer lagi.
Berdasarkan kenyaataan dan penjajakan politis oleh pihak belanda bahwa dasarnya pemimpin-pemimpin republic Indonesia bersedia berunding, maka tanggal 26 februari 1949 mereka mengumumkan niatnya akan mengadakan konfrensi meja bundar pada tanggal 12 februari 1949 dengan maksud membicarakan masalah Indonesia serta merundingkan syarat-syarat penyerahan kedaulatan sekaligus pembentukan uni-indonesia-belanda. Pemerintah belanda mengutus Dr. koets, direktur cabinet wakil tinggi mahkota dan anggota delegasi belanda, ke Bangka pada tanggal 28 februari 1949, anatra lain untuk mengundar soekarno menghadiri konfrensi meja bundar di den haag..
KMB merupakan salah satu peristiwa penting dalam proses perjuangan bangsa Indonesia oleh karena itu harus dilihat dengan memperhatikan peristiwa-peristiwa lainnya sebelum dan sesudahnya. Dalam rangka konfrensi meja bundar, yang terpenting adalah tujuannya, bahwa belanda menyerahkan kedaulatan secara irrevocable and complete dan hal ini menimbulkan kelainan pendapat antara sumitro dan perdana menteri mohammad hatta.
Setelah Indonesia berhasil menyelesaikan masalahnya sendiri dalam konferensi inter-indonesia, kini Indonesia secara keseluruhan telah siap menghadapi konfrensi meja bundar (KMB) yang dilaksanakan di den haag, belanda dari tanggal 23 agustus hingga 2 november 1949. Sementara itu pada bulan agustus 1949. Presiden soekarno sebagai panglima tertinggi di satu pihak dan wakil tinggi mahkota belanda di pihak lain mengumumkan pemberhentian tembak-menembak perintah itu berlaku efektif mulai tanggal 11 agustus 1949 dari wilayah jawa dari 15 agustus 1949 untuk wilayah Sumatra.
Sementara tanggal 4 agustus 1949 pemerintah republic Indonesia menyusun delegasi untuk menghadiri konferensi meja bundar yang terdiri dari drs moh. Hatta (ketua), mr. moh. Roem, prof dr soepomo, dr j leimena, mr. ali sastroamidjoyo, mr. suyono hadinoto, dr. sumitro djojohadikusumo, mr. abdul karim pringgodigdo, Kolonel TB simatupang dan mr. muhwardi.
Delegasi dari Indonesia dipimpin drs. Moh. Hatta, BFO dipimpin oleh sultan hamid h dari Pontianak KMB dan delegasi dari belanda di pimpin oleh Mr. van marseveen, dari PBB di pimpin oleh crittchlay.
Hasil konfrensi meja bundar setelah melakukan perundingan cukup lama, maka diperoleh hasil dari konfrensi tersebut. Berikut merupakan hasil KMB :
Belanda mengakui RIS sebagai negara yang merdeka dan berdaulat
Pengakuan kedaulatan dilakukan selambat-lambatnya tanggal 30 desember 1949
Masalah irian barat akan diadakan perundingan lagi dalam waktu satu tahun setelah pengakuan kedaulatan RIS
Anatara RIS dan kerajaan belanda akan diadakan hubungan Uni Indonesia-belanda yang dikepalai raja belanda
Kapal-kapal perang belanda akan ditarik dari Indonesia dengan catatan beberapa korvet akan diserahkan kepada RIS
Tentara kerajaan belanda selekas mungkin ditarik mundur, sedangkan kerajaan hindia belanda (KNIL) akan di bubarkan dengan catatan bahwa peranggotaan yang diperlukan akan dimasukan dalam kesatuan TNI




Daftar pustaka
Panitia Penulisan Sejarah Diplomasi RI. 2004. Sejarah Diplomasi Republik Indonesia dari Masa ke Masa 1945-1950. Jakarta: Departemen Luar Negeri.Semdel, Arin Ariane. 2014. Konferensi Meja Bundar. Indonesia : arianesemdel.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar