Aryl
Kautsar
2014230095
KONFERENSI
MEJA BUNDAR
Menjelang
Konferensi Meja Bundar posisi Republik Indonesia jauh lebih kuat balik dalam
negeri maupun di dunia internasional,khususnya di kalangan Perserikatan
Bangsa-Bangsa.Perjuangan Bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan mendapat
dukungan yang luas sesuai dengan opini dunia seusai Perang Dunia ke 2.
Bagi bangsa
Indonesia,Konferensi Meja Bundar merupakan puncak perjuangan untuk merebut
kembali kemerdekaan dan kedaulatannya yang dalam masa kurang lebih 350 tahun
persentuhan antara Indonesia dan Belanda,berhasil dirampas oleh penjajah
Belanda.
Untuk
menghadapi Belanda dalam Konferensi yang bersejarah dan menentukan masa depan
Bangsa Indonesia,dipilih putera-putera Indonesia yang terbaik,yang selama perang
kemerdekaan dan revolusi fisik ikut aktif membela kepentingan Republik
Indonesia khususnya dan Bangsa Indonesia umumnya.
Konferensi Meja Bundar diketuai Perdana
Menteri Drees,didampingi oleh anggota United Nation Commission For Indonesia.
Delegasi Republik Indonesia ke Konferensi Meja Bundar adalah:
-Drs. Mohammad Hatta-Ketua
-Mr.Moh Roem-Wakil ketua
-Prof.Dr.Mr.Supomo
-dr.J.Leimena
-Mr.Ali.Sastroamidjojo
-Ir.Djuanda
-dr.Sukiman Wirjosandjojo
-Mr.Sujono Hadinoto
-Dr.Sumitro Djojoahadikusumo
-Mr.Abdul Karim Pringgodigdo
-Kol.T.B.Simatupang
-Mr.Sumardi
Penasihat(Para ahli di berbagai bidang)
-Prof.Moh.Yamin
-Dr.Darmasetiawan
-Prof.Mr.Sunario Kolopaking
-Mr.Dr.A.Kusumaatmadja
-R.Sewaka
-R.Sunarso
-R.Sediono(Sekretaris Jenderal Kementerian Kemakmuran)
Delegasi-Delegasi Lainnya
-Delegasi pertemuan Musyawarah Federal (PMF) diketuai Sultan Hamid
-Delegasi Belanda diketuai van Maarseveen, Menteri Wilayah Seberang
Lautan
Berkat
adanya kesatuan sikap dan pendapat dari delegasi Republik Indonesia dan delegasi
Pertemuan Musyawarah Federal sebagai hasil konferensi Antar-Indonesia tanggal
22 Juni 1949 maka Konferensi Meja Bundar dapat berjalan lancar. Perundingan
berjalan dari tanggal 23 Agustus sampai 2 November 1949. Hasil-hasil Konferensi
Meja Bundar juga dikemukakan dalam laporan UNCI kepada Dewan Keamanan dan akan
dibahas dalam bagian”Konferensi Meja Bundar dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa”
sehingga dapat diketahui apa yang menjadi perhatian Dewan Keamanan. Meskipun
kedua belah pihak menyetujui berbagai masalah namun untuk kesekian kalinya
Belanda menunjukkan kelicikannya dengan mengemukakan masalah Irian Barat yang
tetap ingin dipertahankan Belanda sebagai jajahannya.
Pokok-Pokok hasil Konferensi Meja Bundar
A.Induk Persetujuan
B.Piagam Penyerahan Kedaulatan
C.Statuta Uni, dengan lampiran persetujuan-persetujuan
1.Persetujuan mengenai kerjasama di bidang hubungan luar negeri
2.Persetujuan untuk melaksanakan pasal 2 dan 21 dari Statuta Uni
3.Persetujuan Keuangan dan Perekonomian dengan lampiram tersendiri
4.Persetujuan mengenai kerjasama umum di bidang kebudayaan.
D.Persetujuan perpindahan
1.Umum
2.Persetujuan tentang Pembagian Kewarganegaraan
3.Persetujuan tentang kedudukan Pegawai Pemerintah Sipil terkait
dengan penyerahan kedaulatan
4.Persetujuan tentang kedudukan Pegawai-pegawai sipil terkait dengan
penyerahan kedaulatan
5.Persetujuan tentang Pegawai Republik Indonesia Serikat yang
diperbantukan dalam jabatan pemerintah sipil Kerajaan Belanda dan sebaliknya
6.Peraturan-peraturan di bidang kemiliteran
a.Peraturan-peraturan tentang Angkatan Laut Negeri Belanda di
Indonesia sesudah penyerahan kedaulatan
b.Peraturan-peraturan tentang Angkatan Darat di Indonesia di bawah
pimpinan Negeri Belanda sesudah penyerahan kedaulatan
c. .Peraturan-peraturan tentang Angkatan Udara di Indonesia di bawah
pimpinan Negeri Belanda sesudah penyerahan kedaulatan
E.Nota Kesepahaman antar delegasi dibagi dalam tiga kelompok
1.Piagam Penyerahan Kedulatan
2.Statuta Uni dan persetujuan-persetujuan yang menjadi lampiran
3.Persetujuan Perpindahan dan Persetujuan-persetujuan yang menjadi
lampiran.
Kutipan-kutipan hasil Konferensi Meja
Bundar yang digunakan dalam pembahasan berikutnya menggunakan Ejaan Bahasa
Indonesia Yang Disempurnakan tahun 1972. Induk Persetujuan atau dalam laporan
UNCI dinamakan Covering Resolution mengemukakan secara menyeluruh masalah yang
dicapai dalam Konferensi di Den Haag.
Dampak positif KMB bagi
INDONESIA:
Konferensi
Meja Bundar memberikan dampak yang cukup menggembirakan bagibangsa. Indonesia.
Karena sebagian besar hasil dari KMB berpihak pada bangsa Indonesia,sehingga
dampak positif pun diperoleh Indonesia. Berikut merupakan dampak dari
Konferensi Meja Bundar bagi Indonesia:
a. Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia.
b. Konflik dengan Belanda dapat diakhiri dan pembangunan segera dapat dimulai.
c. Irian Barat belum bisa diserahkan kepada Republik Indonesia Serikat.
d. Bentuk negara serikat tidak sesuai dengan cita-cita Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Dampak negatif KMB bagi INDONESIA:
Selain dampak
positif, Indonesia juga memperoleh dampak negatif, yaitu belum diakuinya Irian
Barat sebagai bagian dari Indonesia. Sehingga Indonesia masih berusaha untuk
memperoleh pengakuan bahwa Irian Barat merupakan bagian dari NKRI.
SUMBER: Departemen Luar Negeri,2004,Sejarah Diplomasi Republik
Indonesia Dari Masa ke Masa Periode 1945-1950,PT.Upakara Sentosa Sejahtera
(Yayasan Upakara),Jakarta. http://bagusyogohutomo.blogspot.co.id/2013/06/konferensi-meja-bundar-kmb.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar